JAKARTA, AmanMakmur.com —Ketika ditanyakan target politik ke depan, apakah Andre Rosiade berniat maju jadi gubernur di Sumbar, dijawab dengan lugas oleh Anggota DPR RI itu; biarkan mengalir saja.
“Kita mengalir saja. Itu (jadi gubernur) tergantung garis tangan, takdir Allah SWT dan kemauan masyarakat,” ucap Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar itu saat tampil di acara Very Very Interesting Person (VVIP) KompasTV, Sabtu (27).
Disebut Andre, berpolitik dulu dan sekarang itu beda. Untuk itu, saat ini dia lebih fokus menjalani tugas sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumbar 1, bekerja untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Pertanyaan mengenai target politik itu timbul dari host acara VVIP, Timothy Marbun, setelah Andre menyampaikan kilas balik kenapa dia sampai terjun ke politik, dan saat ini bergabung dengan Partai Gerindra.
“Awalnya saya berniat maju menjadi walikota di Padang pada tahun 2013. Setahun sebelumnya, 2012 sudah dilakukan sosialisasi. Karena sesuatu dan lain hal, tidak jadi maju walaupun popularitas dan elektabitas saya waktu itu cukup tinggi. Saya menganggap ini adalah ‘ongkos belajar’ yang harus dibayar,” tutur Andre.
Lanjut Andre, pada Pilpres 2014 ia masuk ke Tim Kampanye Nasional (Timkamnas) Prabowo-Hatta. Dan 2015 masuk ke Partai Gerindra, dengan jabatan di partai merangkak dari bawah. Kemudian saat Pilpres 2019 jadi salah seorang Juru Bicara Badan Pemenangan Prabowo-Sandi.
Saat ini di Partai Gerindra, Andre Rosiade termasuk dalam jajaran Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar, dan Kapoksi Partai Gerindra di Komisi VI DPR RI.
“Sebagai Ketua Umum, Pak Prabowo itu membuka ruang bagi anak muda untuk mengaktualisasikan dirinya di Partai Gerindra. Tinggal lagi kita bisa menunjukkan loyalitas dan aksi nyata bagi masyarakat banyak,” ujar putra Padang, kelahiran 7 November 1978, yang saat ini berusia 42 tahun.
Shooting VVIP yang awalnya di rumah, dilanjutkan ke kantor Andre di Komplek MPR/DPR/DPD Senayan Jakarta, untuk melihat secara dekat kegiatan kedewanan Andre, dan menggali kenangan ketika menjadi demonstran yang menduduki gedung parlemen itu selama 4 malam saat Reformasi 1998.
Ternyata ruangan Andre di Senayan tersebut sangat istimewa, karena di samping luas, punya ruang kerja pribadi, ruang staf yang jumlahnya 10 orang, dan ruang rapat, yang mempunyai pintu khusus dari ruangan kerja Andre.
“Ini adalah ruangan mantan petinggi Partai Gerindra, yang kebetulan sudah meninggal. Dan saya berterima kasih kepada petinggi partai saat ini yang mengizinkan saya memakai ruangan ini,” tukas alumnus Universitas Trisakti, Jakarta, ini.
Ketika disebut Timothy bahwa Andre sangat kritis dalam mencermati setiap persoalan bangsa, walaupun berada di dalam pemerintahan, dijawab Andre itu merupakan sebagai bentuk tanggungjawabnya menjadi Anggota DPR RI.
“Walaupun kita (red; Partai Gerindra) di pemerintahan, mengkritik itu sah-sah saja, asal itu menyangkut program dan kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Yang tidak boleh itu menyinggung masalah pribadi. Dan sebagai anggota dewan, kita pun harus siap pula dikritik, bahkan dicaci maki,” katanya.
Ditekankan Andre, di alam demokrasi ini boleh berbeda pandangan dan berkompetisi dengan keras, tapi setelah ada hasil yang disepakati atau didapat, maka mari terima keputusan tersebut dengan berangkulan. “Negara ini membutuhkan kerjasama anak bangsa untuk bisa keluar dari krisis, dan bangkit dari pandemi,” pungkasnya.

Acara VVIP KompasTV yang diakhiri dengan main futsal, dimana Andre dan Timothy ikut main beserta staf dan driver Andre itu, ditonton oleh istri tercinta Andre, Nurul Anastasia, yang dulunya satu kampus di Universitas Trisakti, dan saat ini menjadi pendukung utama Andre dalam menjalani karir politik.
Dari hasil perkawinannya dengan Nurul Anastasia, Andre diranuniai 2 orang anak; Nurul Azizah Rosiade dan Muhammad Ammar Tsaqif Rosiade.
(Ika)