
KEDAI atau cafe kopi adalah tempat orang berkumpul menikmati kopi dengan rasa pahit serta manis. Dulu penikmati kopi banyak dari kalangan orang tua, namun era kekinian kopi juga dinikmati dari kalangan anak muda, orang miskin dan orang kaya, pengusaha, pegawai, juga mahasiswa.
Semua menikmati kopi dengan variasi aroma dan racikan tersendiri dari berbagai daerah. Kedai kopi menjadi tempat orang berdiskusi berbagai isu kehidupan, mulai politik, ekonomi, hukum dan sosial budaya.
Ada fungsi lain dari kedai kopi, tidak hanya untuk menikmati kopi, tapi tempat mencari ide dan gagasan, bahkan sumber infromasi dan inspirasi terhadap keberlanjutan aktivitas manusia.
Ada suatu situasi dan kondisi dari keunikan kopi baik racikan, maupun tatanan estetik penyajian kopi yang mempengaruhi orang dalam proses interaksinya.
Dan menariknya, setiap kedai kopi tersebut memiliki kekhasan masing-masing seperti kopi toraja, kopi gayo, kopi mandailing, kopi tubruk dan sebagainya.
Jika diamati reaalitanya, minum kopi tidak hanya menjadi sebuah kebiasaan, namun menikmati kopi dengan segala gaya dan dinamika menjadi kebutuhan tersendiri bagi masyarakat apalagi suasana interaksi dalam penikmati kopi itu memiliki suasana hidup dan betah berlama-lama, di kedai kopi terjadi obrolan ringan sampai obrolan yang hangat tentang kondisi dan peristiwa kekinian hari ini.
Dalam beberapa kesempatan, kedai kopi juga tempat diselenggarakan event seperti bedah buku, talkshow karena kedai kopi memang menyediakan wifi dan ruang diskusi yang diisi jumlah kapasitas yang memadai serta ruang yang sejuk ber AC.
Inilah fenomena baru dalam kehidupan kedai kopi, ada suasana akademik dalam ruang kedai kopi, malah sebagaimana orang kita menemukan mahasiswa-mahasiswa menyelesaikan tugas akhir di ruang kedai kopi tersebut.
Selain itu di masa pendemi ini kedai kopi juga menjadikan tempat panitia menyelenggarakan webinar-webinar. Jadi fasilitas dan suasana dari kedai kopi termasuk interior menjadi kedai kopi memiliki fungsi sosial.
Banyak faktor orang hadir di kedai kopi modern, dipengaruhi oleh dorongan dan motivasi dari dalam dan luar dari diri pengunjung, ada tujuan tersendiri untuk hadir di ruang kedai kopi.
Hakikinya orang memiliki tujuan hidup, untuk itu ada upaya-upaya tersendiri dalam mencapai tujuan hidup dalam ruang kedai kopi. Kedai kopi dapat menjadi relasi sosial untuk memperluas pergaulan dan memperlancar pekerjaan. Orang-orang memiliki motif motif dan memiliki peran dibalik prilaku mereka.
Kedai kopi juga berfungsi sebagai tempat menunjukkan eksistensi diri pengunjung, dia hadir untuk menuangkan hobinya menikmati kopi sembari membangun relasi sosial dan eksistensi diri.
Selain itu orang datang berkunjung ke kedai kopi karena pengaruh teman. Manusia itu selain sebagai makhluk individu, juga makhluk sosial, makhluk memiliki kebutuhan untuk berteman, teman inilah yang mempengaruhi seseorang untuk berprilaku dan bertindak.
Dapat kita menyimpulkan bahwa kedai kopi memiliki fungsi-fungsi, tidak semata menikmati kopi sebagai hobi namun ada fungsi lainnya di antaranya fungsi membangun relasi sosial bisnis, politik dan tempat membangun kekuatan sosial dalam proses interaksi sosial masyarakat.
Lalu bagaimana kedai kopi di masa pendemi seperti yang diungkapkan di atas, ada banyak fungsi atas keberadaan kedai kopi di tengah masyarakat, baik kalangan tua maupun muda. Namun pada tahun 2020, Indonesia mengalami krisis, salah satunya di bidang ekonomi bisnis akibat adanya pendemi Covid-19, sehingga kedai kopi yang sebelumnya tempat berkumpulnya konsumen tidak dapat dillakukan karena pembatasan sosial berkala besar, social distancing, PPKM yang diberlakukan, tentu hal ini mempengaruhi pendapatan dan dinamika kehidupan terkait dengan eksistensi kedai kopi ini di tengah masyarakat.
Oleh karena itu dibutuhkan strategi untuk bisa bertahan, di antaranya melakukan promo go food dan melakukan protokol kesehatan pada sarana kedai kopi yang masih dibuka dan tak lupa kualitas produk tetap terjaga dan inovasi produk yang unik. Terima kasih. *)
Penulis adalah seorang Doktor, Dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP), dan Founder Rumah Literasi Griya Istiqlal